Pengusaha yang tergabung di dalam
Asosiasi Gas Industri Indonesia bertemu dengan Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto hari ini.
Menperin mengatakan para produsen lokal gas fabrikasi berbagai industri ini meminta agar lebih dilibatkan dalam pengembangan industri nasional, khususnya petrokimia.
"Industri ini [gas] user-nya banyak, mencakup industri baja, industri rumah sakit/kesehatan, mereka juga pendukung utama industri petrokimia. Tadi disampaikan akan ada proyek-proyek besar di petrokimia, mereka meminta kesempatan agar industri gas nasional bisa ikut dalam pengembangan proyek-proyek tersebut," ujar Airlangga usai pertemuan di kantornya, Senin (2/7/2018).
Menperin mengatakan para produsen lokal gas fabrikasi berbagai industri ini meminta agar lebih dilibatkan dalam pengembangan industri nasional, khususnya petrokimia.
"Industri ini [gas] user-nya banyak, mencakup industri baja, industri rumah sakit/kesehatan, mereka juga pendukung utama industri petrokimia. Tadi disampaikan akan ada proyek-proyek besar di petrokimia, mereka meminta kesempatan agar industri gas nasional bisa ikut dalam pengembangan proyek-proyek tersebut," ujar Airlangga usai pertemuan di kantornya, Senin (2/7/2018).
Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan pemain besar dalam industri gas ini adalah dua perusahaan yang berada di bawah bendera Samator Group: PT Samator dan PT Aneka Gas Industri Tbk.
Perusahaan gas industri umumnya menyuplai gas fabrikasi seperti argon, acetylene untuk pengelasan, oksigen untuk rumah sakit, serta karbon dioksida untuk pemrosesan di industri kimia. Industri petrokimia juga memakai gas fabrikasi sebagai katalisator dan untuk proses pengayaan (enriching) oksigen.
Saat ini, ada sekitar 80 perusahaan gas industri dengan kedua perusahaan milik Samator Group memiliki pangsa pasar terbesar. Di samping itu, terdapat juga empat perusahaan penanaman modal asing (PMA).
"Paling besar penggunaannya untuk rumah sakit. Samator dan Aneka Gas ini sudah beroperasi di 30 provinsi. PMA-PMA kan biasanya menyasar industri besar, sehingga pangsanya masih lebih besar di perusahaan lokal karena beroperasi lebih merata di semua provinsi," jelasnya.
Sigit memproyeksi kebutuhan gas industri ke depannya akan meningkat tajam, terutama apabila ada ekspansi di perusahaan-perusahaan petrokimia. Saat ini, produksi gas industri di Indonesia mencapai 20 miliar meter kubik per tahun.
"Kebutuhan gas industri rata-rata tumbuh 5% per tahunnya, mengikuti pertumbuhan industrinya," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar